“Content is King”
Merupakan judul
essay yang diterbitkan Bill Gates pada tahun 1996. Isi essay kurang lebih menggambarkan internet
sebagai pasar untuk konten.
Dan seorang
blogger, berada dalam pusaran internet. Keberhasilan blog yang dimilikinya
sangat bergantung pada kuantitas dan kualitas konten didalamnya.
Bagaimana membuat
konten berkualitas?
Pepih Nugraha, penulis
senior yang juga founder Kompasiana.com, PepNews.com dan cofounder Selasar.com
menganjurkan untuk banyak membaca.
“Baca tulisan
apapun, saya melakukannya” kata Kang Pepih, nama panggilan Pepih Nugraha, “Termasuk
tulisan Ibu Maria tentang lingkungan.”
Omaygat,
#tutupwajah karena sudah lama saya tidak menulis lingkungan, lebih asyik
posting curhat. Walau jika boleh membela diri, menulis curhat juga tidak mudah,
membantu saya berproses, membuat tulisan yang nyaman dibaca. Sebisa mungkin
tidak menggurui, yang bikin pembaca mual.
Bagaimana dengan
kuantitas?
Yuk simak apa
yang dikatakan Shinta Ries, salah satu founder Blogger Perempuan, dalam
tulisannya “Cara Memaksimalkan Keanggotaan di Blogger Perempuan Network”
“Sejujurnya saya
sedih kalau ada tudingan para blogger ini niatnya jadi blogger hanya cari uang
saja. Plis, gimana mikirnya nggak hanya mendapatkan uang kalau komunitas yang
ada aja isinya memberikan job tanpa ada yang ngajarin cara membangun blognya
supaya lebih baik.”
Nah, bener banget
nih. Saya termasuk anggota salah satu komunitas yang dimaksud oleh Shinta Ries. Sayangnya
sewaktu saya meminta pada sang ketua untuk “memantaskan” anggotanya, usulan
saya dicuekin. Hu hu hu ... untung ada komunitas Blogger Perempuan ya? Yang mau
bercapek ria menyelenggarakan ODOP atau One Day One Post selama 30 hari.
Karena seperti
dikatakan Shinta Ries:
“Sedari awal
Blogger Perempuan Network bisa dibilang menjadi inkubasi para blogger yang
ingin menjadi profesional. Profesional dalam hal ini adalah yang menjadi
profesi blogger dengan penuh tanggung jawab dan memiliki metrik yang bagus,
baik itu dalam blog dan juga media sosial. Makanya sedari awal Blogger
Perempuan Network (BPN) membuat sistem
yangt dapat dimanfaatkan untuk menuju kelasnya para pro blogger”
Alhamdulillah,
untuk ke-3 kalinya saya ikut challenge ODOP yang diselenggarakan BPN. Sayangnya
challenge pertama, saya gagal sampai finish. Gara-gara harus memberi pelatihan
selama berhari-hari di luar kota. Alhamdulillah
saya berhasil menyelesaikan challenge ODOP ke-2, yaitu tentang Ramadan dan Idul
Fitri tahun 2019. Serta kali ini, ODOP tahun 2020 bertopik “BPN 30 Day Ramadan,
Blog Challenge 2020.”
Apa saja manfaat
yang saya rasakan selama mengikuti “BPN 30 Day Ramadan”? Saya coba kerucutkan
dalam 5 point, yaitu:
5 Manfaat Mengikuti One Day One Post Bersama Blogger Perempuan Network
source: freepik.com |
Belajar Mengolah Key Word
30 hari postingan
berarti ada 30 keyword yang diberikan admin “BPN 30 Day Ramadan”. Pastinya sudah
melalui beberapa pertimbangan, yaitu kata yang banyak dicari pada periode
tersebut. Misalnya seperti apa itu covid 19, #diamdirumah, Ramadan tahun ini
serta Lebaran tahun ini.
Nggak mungkin kan
clue “Apa Itu Covid 19” saya terapkan plek sama. Beruntung pada waktu itu
muncul kasus Luna Maya yang mewawancarai dokter hewan mengenai Covid 19,
sehingga muncullah tulisan: Luna
Maya dan Blunder Covid 19.
Demikian juga
ketika key word hari berikutnya adalah “Pengaruh Covid 19 pada kehidupan sehari-hari”.
Kebetulan pada perbincangan WAG dan status facebook, muncul celetukan “kangen pakai lipstick”,
jadilah tulisan: “ Covid
19, Bikin Kangen Pake Lipstick! :D
source: freepik.com |
Belajar Mengolah Judul
“Cari judul tuh
susah-susah gampang, bisa sehari semalam padahal tulisan udah jadi,” kata
Carolina Ratri. Lha kalo blogger sekelas mbak Carra mengeluh soal judul,
apalagi blogger remahan rengginang seperti saya?
Biasanya saya
menggunakan berita yang sedang trend, celetukan, kasus artis, atau apapun yang
terlintas. One day one post rek, nggak bisa sehari semalam, karena waktu
selanjutnya harus mengolah tulisan berikutnya.
Baca juga:
Andai
Terjadi Di Korea Selatan, Ini Yang Akan Terjadi Pada Krisdayanti
Lagu
Ariel Noah Mengajak Untuk Menepi dan Bersyukur
source; freepik.com |
Membongkar Catatan Kajian Islam
Lupa tahunnya,
saya pernah mengikuti Kajian Islam Intensif yang diadakan Percikan Iman
Bandung, dengan pemateri Ustaz Aam Amirudin. Setiap peserta kajian tematik ini
mendapat satu berkas materi. Isinya bagus- bagus, sudah lama saya ingin
menuliskannya. Sayang banget jika hanya disimpan dan terlupakan.
Alhamdulillah
mendapat kesempatan dalam challenge “BPN 30 Day Ramadan”. Jangan heran saya
kerap menyisipkan apa yang dikatakan ustaz Aam dalam tulisan-tulisan saya.
Baca juga:
Menyelami
Fikih Perempuan Bersama Channel Aam Amirudin
Perempuan
Jangan Cengeng, Your Life is Your Choice
Tiada
Sehelai Daun Gugur Tanpa Seizin Allah
source; freepik.com |
Membongkar Catatan Kuliner
Gemes melihat
konten YouTube yang isinya cuma mencoba makan disini/disana, makan sebanyak
mungkin, kepedasan hingga wajah merah merona, saya berandai-andai ada
influencer yang mau menggali info kuliner yang lebih dikenal sebagai
gastronomi.
Influencer negara
lain sudah melakukannya karena termasuk pesona wisata suatu daerah/negara. Sayang,
saya nggak kompeten sebagai youtuber. Nggak percaya diri dan nggak punya
peralatan yang mendukung.
Daripada ngerasa
sedih karena tak mampu, mending nulis kan ya? Di ajang “BPN 30 Day Ramadan”
inilah saya menyalurkannya.
Baca juga:
Tahu
Cabai Garam, Camilan Praktis si Penyelamat Krisis Gizi Rakyat Indonesia
Devina
Hermawan dan Resep Praktis Tempe Katsu Nan Praktis
Yuk
Bikin Ramadan Seru dengan Kurma Cookies nan Chewy
3
Hidanganj Lebaran Khas Sundea dan Resep Rendang Rice Cooker yang Praktis
Banana
Bread ala Meghan Markle, Camilan Ampuh Terhindar Virus Corona
Pembaca Meningkat
Jumlah postingan
di blog cuma “do .. re .. mi”, tapi pingin traffik blog meningkat? Ngimpi itu
sih. Lha pengunjung mau baca apa? Mungkin dengan blog walking, teman-teman
bersedia mengunjungi blog dan berkomentar, tapi kan nggak organik, alias
terpaksa.
Karena
itulah di awal tahun 2020, saya
meniatkan diri untuk ODOP sendirian. Ternyata sering on off, mungkin
motivasinya kurang kuat. Beda halnya ketika ikut challenge “BPN 30 Day Ramadan”,
harus beres dong ya. Ibarat sekolah, harus naik kelas!
Alhamdulillah
jumlah pembaca meningkat, dari semula hanya sekitar 10.000 pembaca/bulan,
meningkat dengan tajam menjadi 70.000an
pada bulan April dan 40.000 lebih pada hari ini, Senin 25 Mei 2020.
Senangnyaaaa ...... ^^
Duka Mengikuti Challenge “BPN 30 Day Ramadan”
Ada suka, pasti
ada duka dong ya? Terlebih berlangsung selama 30 hari. Apa saja duka yang saya
alami selama mengikuti event ini?
Ngantuk. Penyakit berat saya nih. Sehabis makan langsung ngantuk
deh. Berbagai macam cara sudah dilakukan, tapi tetap aja. Usai berbuka, sholat
dan tarawih, mata pinginnya merem. Otak rasanya buntu, enggak bisa mikir. Dulu,
sewaktu mengikuti challenge yang sama di tahun 2019, saya maksain nulis walau
terkantuk-kantuk. Sekarang sih lebih santai. Ngantuk ya tidur aja. Sekitar pukul
21.00 – 22.00 pasti terbangun. Proses blogging pun bisa dilakukan.
Pingin nonton “ The World of The Married”. Hiks sementara
semesta medsos ngobrolin drakor yang sedang booming, saya terpaksa menahan
diri. Selesaikan posting dulu baru nyicil nonton. Sayangnya tidak seperti
blogger lain yang cepet banget membuat tulisan, saya mah lama. Ditambah memilih
gambar dan cover tulisan. Pas mulai santai, eh laptop rusak. Jika nggak
terpaksa, saya ogah nonton drakor via
HP, karena nggak bisa sambil ngerjain yang lain. Rasanya buang waktu. :D
Jenuh/ Ingin cepat selesai.Perasaan ini
biasanya saya rasakan jika menemukan key word yang ambigu, seperti “Doa-doa
Sebelum Ramadan Berakhir”. Duh, ini kan pribadi banget, trus harus dijembrengin
menjadi 1000 kata. Mudah untuk blogger lain, sulit untuk saya. Walau akhirnya
posting juga: 5
Doa di Penghujung Ramadan Kala Pandemi Covid 19.
Laptop rusak Alamak, tiba-tiba power laptop tidak menunjukkan
tanda-tanda kehidupan. Sementara ada 3 tulisan yang harus diselesaikan. 2
tulisan terakhir challenge “BPN 30 Day Ramadan” dan 1 tulisan paid post. Tapi
manusia dianugerahi nalar bukan? Jadi saya menulis draft di buku catatan,
esoknya ikut mengetik di kantor NGO tempat saya bergabung, DPKLTS. Sepenggal
kisahnya saya tulis disini: “Ngeri
Ngeri Sedap, 5 Tempat Terpaksa Dikunjungi Saat Pandemi Covid 19. Merupakan tulisan
ke 29.
Penutup
“Manfaatkan
sampai habis apa yang ada di Blogger Perempuan Network”, kata Shinta Ries.
Jangan baper jika
kerap ngga mendapat job, karena seperti yang dijelaskan Shinta Ries
selanjutnya:
“Bisa jadi
blognya baru, kehadiran di media sosial belum dikenal (follower masih sedikit),
masih belum top level domain, traffik blog masih sedikit, bahkan masih
sesederhana tulisan masih belum nyaman dibaca. Nah untuk mencapai itu tentunya
ada proses kan? Proses inilah yang dibentuk di Blogger Perempuan Network”.
Nah, saya sudah
berusaha menaklukan challenge yang diberikan BPN. Hasilnya nano-nano sedap.
Bagaimana dengan kamu? Ikut juga dan sukses hingga akhir? Atau setengah jalan? Atau
justru malah nggak ikut?
Ngga ikut bukan
berarti salah, karena ada 1001 jalan ke Roma. Setuju?
Aku selalu salut pada orang-orang yang konsisten banget dalam menulis. Menulis tiap hari, mengasah otak setiap hari. Tidak semua orang mampu melakukannya, dan memang salah satu kuncinya harus punya kemauan yang kuat dari dalam diri
ReplyDeleteMenurut saya, mereka yang sanggup ODOP itu LUAR BIASA. Pandai atur waktu dan mengembangkan ide. Juga mengolah mood.
ReplyDeleteKalau sedang rajin, saya bisa buat 1 tulisan yg dibagi di 3 blog. Tapi hanya bisa beberapa hari sudah moody. Padahal semua topik saya tahu dan sukai.
Ambu memang keren 😎
Saya sadar diri, ga sanggup ikutan ODOP kalau challenge-nya di bulan Ramadhan, Ambu.
ReplyDeletePadahal ingin jg ambil bagian sebagai pengembira bareng bloger-bloger keren member BPN :)
Rasanya udah lama banget ga ikutan odop lagi. Tapi bener dgn ikut challenge ini tuh memacu kita untuk lebih rajin mengisi konten dan terhindar dari Hiatus
ReplyDeleteTapi rasa mager akhir2 ini jd bikin nulis nya tuh tergantung mood
Keren banget Mbak ulasannya 😆 Dulu saya ikut 2 challengenya, akhir 2018 dan Ramadan 2019. Memang seru banget, nambah traffic, nambah rajin nulis, plus dapat hadiah lagi hehe (dua2nya Alhamdulillah selesai). Waktu itu belum tld, nulis masih sangat berantakan pula. Tapi akhirnya dapat linj dan info banyak tentang blogger.
ReplyDeleteYamg tahun ini awalnya excited banget pengen ikut, tapi melihat tema yang lebih dari setengah tentang covid, akhirnya tidak jadi ikut hehe.
Saya sampai beranikam diri nanyain apa akan ada perubahan tema? Tapj katanya tetap gak ada. Gak tau lagi gak pengen banyak bahas2 covid hihu. Tapi salut sama Ambu 😍😍 keren pokoknya
Iya mbak, aku baru ikut 2x dan emang terasa manfaatnya.
ReplyDeleteJadi ajang asah skill menulis
Saya ikut tapi telat banget Ambu, nggak tahu bisa kekejar atau nggak ini apalagi baru tahu juga kalau batas challengenya sampai tanggal 31 Mek. Btw selamat ya Ambu berhasil menaklukkan ODOP kali ini bersama BPN.
ReplyDeleteBanyak banget manfaatnya ya Bu. Selain menaikkan analitik kita bisa juga menulis berbagai macam tulian organik.
ReplyDeleteWah jadi kangen ODOP... Dah lama off ikutan ODOP nih...
ReplyDeleteWuaah.. serunya ikutan ODOP, dan ngaruh sekali sama meningkatkan PV ya kak, jadi pengen ikutan ODOP dong aku, hihi..
ReplyDelete